by

BIMBINGAN TEKNIS PROGRAM EPIDEMIOLOGI LAPANGAN VETERINER INDONESIA (PELVI) KERJA SAMA DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN, FOOD AND AGRICULTURE ORGANIZATION (FAO), dan BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN HEWAN CINAGARA

Bogor, Margopost.Com – Penyakit Infeksius Baru (EID) maupun zoonosis lainnya yang berpengaruh besar pada kesehatan hewan, perdagangan, dan kesehatan manusia, merupakan ancaman besar di daerah Asia dan Pasifik sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam mendeteksi agen penyakit yang berhubungan langsung dengan kapasitas epidemiologi lapangan dan kapasitas diagnostik laboratorium. Indonesia membutuhkan suatu program untuk melatih kemampuan epidemiologi di lapangan untuk dokter hewan yang komprehensif dan dapat menjembatani kesenjangan pada pelatihan epidemiologi veteriner di dalam negeri. PELVI (Program Epidemiologi Lapangan Veteriner Indonesia) merupakan jawaban yang tepat dan efektif untuk meningkatkan kapasitas epidemiologi veteriner. Program ini menjadi salah satu jalan untuk dapat memperkuat kapasitas epidemiologi pelayanan veteriner pemerintah Indonesia, dan karenanya juga memperkuat kapasitas pencegahan dan pengendalian penyakit hewan. Program ini merupakan adaptasi dari proram Field Epidemiological Training Program Veteriner di regional ASEAN.
Bimtek ini merupakan adaptasi dari proram Field Epidemiological Training Program Veteriner di regional ASEAN, Kemampuan kita melakukan deteksi dini penyakit hewan bergantung pada kesediaan para ahli epidemiologi veteriner lapangan yang kompeten dalam menyelidiki, menganalisis, dan melaporkan hasil investigasi wabah secara efektif dengan cepat dan komprehensif. Kata Direktur Kesehatan Hewan. drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D Senin. (16/04/2018).

Menurutnya, bimtek PELVI dapat menjadi tonggak lahirnya dokter hewan dengan kemampuan epidemiologi di lapangan yang benar-benar teruji.
PELVI direncanakan akan dilaksanakan melalui konsep bimbingan teknis, pelatihan dengan kerjasama melalui badan diklat serta secara formal melalui universitas, ujarnya.
19 orang dokter hewan, yang berasal dari: Balai Besar Veteriner Wates, Maros, Denpasar, Medan, Banjar Baru, Bukit Tinggi, Lampung, Subang, Direktorat Kesehatan Hewan, BBPKH, Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Kalimantan Barat, Bimtek dilaksanakan di Tangerang, 16 April- 4 Mei 2018.
Peran dari BBPKH Cinagara dalam kerjasama ini adalah meneruskan untuk melakukan bimtek pelvi angkatan berikutnya sebagai institusi legal dalam pelaksanaan pelatihan kesehatan hewan, kata Kepala Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara- Bogor. drh. Wisnu wasisa Putra, MP. Senin. (16/04/2018).


Wisnu juga mengatakan Kegiatan bimtek PELVI Berlangsung dalam tiga seri sampai dengan tahun 2019. PELVI telah diluncurkan pada tanggal 31 Mei 2017. Konsep peserta dan pembelajaranya merupakan rumusan bersama berbagai pihak seperti dosen, tenaga ahli epidemiologi, para kepala Balai/Balai Veteriner, Badan SDM, FAO, CDC, serta banyak pihak lainnya. PELVI direncanakan akan dilaksanakan melalui konsep bimbingan teknis, pelatihan dengan kerjasama melalui badan diklat serta secara formal melalui universitas. Pelaksanaan bimtek dilakukan klasikal di aula Atria Hotel, Serpong Tanggerang.
Narasumber Berasal dari Direktorat Kesehatan Hewan, FAO, dosen IPB & UGM, Expert dan FETPV Alumni serta isikhnas ekspert. Bimtek PELVI sangat penting untuk meningkatkan kapasitas dokter hewan sebagai epidemiolog dalam menangani penyakit dilapangan.ujarnya.(Seto, MS.Nst- Humas BBPKH Cinagara)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *