by

Aksi Tim Gerak Cepat Melayani Jemaah di Mina

MARGOPOST.COM | MAKKAH – Pada hari Minggu (11/08/2019) ketika puncak ibadah di Arafah menjadi hari tersibuk bagi anggota Tim Gerak Cepat (TGC) yang bertugas melayani jemaah haji Indonesia di Tanah Suci. Sepanjang hari di Mina, TGC mengerahkan 70 anggotanya berjaga di jalur atas dan bawah menuju jamarat. Di pos 1 jalur bawah, dalam satu kali shif jaga (12 jam) sempat melayani sebanyak 45 pasien.

“Jam 13.00 sampai 17.30 yang rame sekali, bertubi-tubi jemaah sakit datang,” ujar Lalu Dody, salah seorang anggota TGC.

Tuntutan pelayanan cepat dan tepat bagi jemaah haji Indonesia membuat seluruh petugas kesehatan haji harus siap memberikan layanan kapanpun dan dimanapun dibutuhkan.

Menurut Dody, saking ramai dan terbatasnya tempat, ia dan tim bahkan harus menangani jemaah di pinggir jalan dan menggantungkan beberapa cairan infus di pagar pembatas di jalur terowongan. Kejadian terbanyak akibat sengatan panas dan kelelahan.

Pos Kesehatan Haji Indonesia di Mina Arab Saudi (Kemenkes)

“Kasus terbanyaknya heat exhausion, heat cramp dan heat stroke. Untuk ketiga kasus tersebut, alhamdulillah tertangani semua. Namun kasus-kasus seperti PPOK [paru kronis]dan kardiovaskular kami rujuk ke KKHI,” tuturnya.

Lain lagi pengalaman dari anggota TGC lainnya, Taryanto. Sebagai perawat, selama waktu jaganya hari itu, ia menangani sebanyak 16 jemaah haji Indonesia. Bahkan, Taryanto juga sempat melayani seorang Asykar (petugas keamanan Arab Saudi) yang jatuh sakit sekira jam 2.30 dini hari waktu Arab Saudi.

Berdasarkan pengakuannya, banyak jemaah haji yang mengapresiasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan Indonesia, khususnya di Mina. “Mereka merasa terbantu terutama di saat mereka melaksanakan ibadah (lontar jumroh),” ujar Taryanto.

Kesibukan yang sama juga terjadi di Pos Kesehatan Haji Mina. Selama dua hari operasional sejak Sabtu (10/08/2019) sampai Minggu (11/08/2019) malam ini, sudah melayani 343 pasien. Mayoritas menderita penyakit kekurangan cairan dan kelelahan/lemas. Kebanyakan kasus dilakukan rawat jalan dan observasi lalu dikembalikan ke kloternya. Sisanya dirujuk ke beberapa RS di Arab Saudi karena butuh penanganan lebih lanjut.

Faktor Kelelahan

Sementara itu, Tim Promotif Preventif sampai dengan Senin (12/08/2019) sudah menangani kasus di sepanjang jalur jamarat sebanyak 105, mulai dari kelelahan, dehidrasi hingga disorientasi. TPP juga sudah membagikan 308 kotak masker dan 345 pasang sandal.

Kerja ekstra yang dilakukan oleh seluruh petugas kesehatan di Mina mendapat apresiasi dari Kepala Pusat Kesehatan Haji Indonesia, Eka Jusup Singka. Keberadaan mereka terbukti tidak hanya bermanfaat bagi jemaah Indonesia tetapi juga bagi orang di sekitarnya. Ia berharap pelaksanaan pelayanan kesehatan di Mina akan berjalan lebih baik lagi.

Bagi jemaah haji Indonesia, Mina merupakan lokasi peribadatan terberat. Bagaimana tidak. Jemaah yang ingin melontar jumroh di jumroh ula, wustha dan aqobah harus berjalan kaki berkisar antara 6-14 kilometer pergi pulang dari tenda menuju lokasi melontar jumroh dan kembali lagi ke tendanya.

Jarak sejauh itu harus dilakoni jemaah selama empat hari berturut-turut, terutama bagi jemaah yang memilih nafar tsani atau meninggalkan Mina pada 13 Zulhijah. Situasi ini tentu sangat menguras energi dan dapat memicu gangguan kesehatan.

Untuk itu, jajaran Kementerian Kesehatan telah mengantisipasi segala potensi permasalahan kesehatan yang mungkin dialami jemaah di Mina. Pos Kesehatan (Poskes) Mina telah disiapkan di kawasan Misi Haji Indonesia, tepatnya di Maktab 50. Poskes Mina memiliki kapasitas  sebanyak 40 tempat tidur yang diperkuat dengan tenaga kesehatan dari Daker Kesehatan Madinah.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *